Maulid Nabi Muhammad SAW
Secuil Kisah Tentang Nabi Muhammad
SAW
Mengertilah setiap sesuatu yang menjadi sebab wujudnya
sesuatu yang lain, menjadi sebab meraihnya Nikmat sesuatu yang lain, menjadi
sebab didatangkannya Hidayah pada sesuatu yang lain, menjadi sebab
didatangkannya Magfirah(pengampunan) pasti sesuatu itu punya nilai lebih
melebihi yang lain, maka tidak ada orang yang seperti Nabi Muhammad SAW karena
beliau yang menjadi sebab wujudnya semua yang wujud selain Allah SWT. Beliau
yang menjadi sebab turunnya Rahmat Allah, beliau yang menjadi sebab datangnya Magfirah
dari Allah SWT, yang lebih luar biasa dari segalanya, beliau yang menjadi sebab
datangnya Hidayah kepada makhluk-makhluknya Allah termasuk semua malaikat,
semua umat islam, bahkan semua Nabi dan Rasul, maka tidak ada orang yang mampu
menerangkan sifat-sifat kemulyaan dari Nabi Muhammad SAW sesuai keadaan yang
semestinya.
Ketika Allah SWT sudah mengatakan Adhim maka mustahil ada
makhluk yang mampu menerangkan beliau, dalam Firmannya Allah berkata “Tidak ada
orang yang mampu menghitung seberapa banyak harta dibumi ini”(dalam arti qolil).
Ketika Nabi berkata kepada Allah bahwa mustahil bila ada orang yang mampu
menerangkan beliau, maka wujud beliau didalam untaian syair indah Habib Ali
Al-Habsyi(cucu Rasululah SAW) yang disebut dengan Simtudduror, beliau mengaku
tidak mampu menguraikan kebesaran, kehebatan, dan kesempurnaan Rasulullah SAW,
beliau akhirnya meringkas dalam satu syairnya “saya hanya mampu menerangkan
secara global tentang sifat-sifat kekasih Allah SWT”, makna ini bisa diartikan
dua, yaitu beliau yang sangat mencintai Allah SWT atau sebaliknya yaitu beliau yang
sangat dicintai oleh Allah SWT.
Sampai seberapa beliau mencintai Allah SWT dan sampai
seberapa Allah SWT mencintai beliau. Allah SWT tidak pernah melihat apa yang
dibumi seperti ketika Allah SWT melihat kepada kekasih, Allah SWT tidak pernah
mengasihi semua hambanya seperti mengasihi kekasih, Allah SWT tidak pernah
memulyakan seluruh hambanya sebagaimana Allah SWT memulyakan kekasihnya, maka
itulah cinta Allah. Bila semua Nabi diberi jabatan yang luar biasa dari Allah
SWT tetapi mereka semua tidak pernah dipertemukan langsung dengan Allah SWT,
kecuali Nabi Muhammad SAW dia bukan halnya sebagai Kalimullah tetapi juga
sebagai orang yang bertatapan langsung dengan Allah SWT yaitu ketika beliau
Isra’ Mi’raj. Seberapa beliau mencintai Allah SWT?, beliau tidak pernah
berontak kepada apa yang dikehendaki Allah SWT, seperti apa yang ada dalam
cerita beliau bahwa beliau dilempari batu sampai berdarah, beliau di caci maki,
beliau dilempari kotoran onta, lalu apa yang beliau katakan kepada Allah SWT
“Saya tidak peduli engkau serahkan aku kepada siapapun saja asalkan engkau
tidak membenciku”, tidak ada satupun do’a tidak baik yang dipanjatkan walaupun
dalam keadaan seperti itu, beliau masih memilih karena ini yang dikehendaki
oleh Allah SWT. Kalau cucu beliau Habib Ali Al-Habsyi mengaku tidak mampu
menerangkan kekasih Allah SWT secara terperinci dan hanya mampu menerangkannya
secara global maka sudah tentu bahwa Rasulullah SAW, setiap beliau disifati
siapa saja maka beliau akan lebih dari sifat itu. Seperti halnya apa yang telah
diketahui dan banyak dikatakan bahwa bagaimana kecerdasan beliau?, bagaimana
sifat sabar beliau?, bagaimana sifat tawadhu’ beliau?, dan juga sifat-sifat
beliau yang lainnya?, orang tidak akan mampu menerangkan secara terperinci
kecerdasan beliau, tidak akan ada.
Bercerita sedikit tenantang Rasulullah, ada satu Ulama’ yang
membuat satu untaian syi’ir yang kelihatannya sederhana tapi luar biasa, berisi
bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang
tepat/bagus dalam semuanya, beliau itu seperti sutra atau bunga mawar, telapak tangan beliau itu halusnya, empuknya,
dan wanginya seperti bunga mawar. Beliau orang yang lahir dibulan Qomariyahnya
adalah Rabi’ul Awal dan bulan Syamsiyahnya adalah April, ada isyarat apa dengan
bulan atau masa ini?, ini adalah bulan dimana bagus-bagusnya untuk bercocok
tanam.
Rasulullah SAW adalah sinar diatas sinar diatasnya
sinar,kenapa? Karena Ulama’ adalah lampunya dunia yang disinari adalah hati
manusia bukan fisik manusianya, bagian dari manusia yang hebat adalah hatinya
dan ketika hati sudah tersinari, semua akan terlihat baik ataupun bagus, maka
orang yang dekat dengan ulama’, mau belajar dengan ulama’, hatinya akan terang
dan semua terlihat sesuai kenyataan tanpa ada kepalsuan. Lain halnya dengan
orang yang hatinya gelap, semua akan nampak/terlihat tidak baik atau bisa
disebut terpalsukan, Lalu kenapa ulama’ seperti itu? Karena mereka adalah
pewaris para Nabi, maka semua wali Allah SWT didunia ini persetiap wali
menghuni disetiap makamnya Nabi. Pewaris Nabi ada dua yaitu orang yang mewaris
nasab dan ilmunya dan orang yang tidak mewarisi nasab tetapi mewarisi ilmunya.
Jika Ulama’ adalah lampu, maka Nabi berkata “sahabatkku seperti bintang”,
berarti ulama’ dengan sahabat Nabi masih unggul sahabat, tapi kenapa ulama’
tidak menganut madzhab para sahabat dalam Ijma’nya tetapi malah menganut pada
empat madzhab imam? Karena madzhab para sahabat tidak dibukukan sedangkan
madzhab para imam terbukukan, tujuan para ulama’ ini adalah agar nantinya tidak
terjadi pengaku-akuan dengan sebuah perkataan.
Jadi kesimpulannya dari sinar diatas sinar diatasnya sinar
adalah Matahari, inilah arti dari kesimpulannya karena Rasulullah SAW adalah
hidayah bagi semua orang didunia ini.
Mungkin ini sedikit ulasan tentang Rasulullah SAW yang pernah kami dengar dari KH. Ahmad Asnawi dan begitulah yang kami dapatkan ketika dalam acara peringatan maulid nabi. Apabila ada kesalahan kami mohon maaf dan mohon bimbingannya untuk membenarkan.
Terimakasih dan semoga bermanfaat.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home