Monday, January 2, 2017

Maulid Nabi Muhammad SAW

Secuil Kisah Tentang Nabi Muhammad SAW 

       Mengertilah setiap sesuatu yang menjadi sebab wujudnya sesuatu yang lain, menjadi sebab meraihnya Nikmat sesuatu yang lain, menjadi sebab didatangkannya Hidayah pada sesuatu yang lain, menjadi sebab didatangkannya Magfirah(pengampunan) pasti sesuatu itu punya nilai lebih melebihi yang lain, maka tidak ada orang yang seperti Nabi Muhammad SAW karena beliau yang menjadi sebab wujudnya semua yang wujud selain Allah SWT. Beliau yang menjadi sebab turunnya Rahmat Allah, beliau yang menjadi sebab datangnya Magfirah dari Allah SWT, yang lebih luar biasa dari segalanya, beliau yang menjadi sebab datangnya Hidayah kepada makhluk-makhluknya Allah termasuk semua malaikat, semua umat islam, bahkan semua Nabi dan Rasul, maka tidak ada orang yang mampu menerangkan sifat-sifat kemulyaan dari Nabi Muhammad SAW sesuai keadaan yang semestinya.

       Ketika Allah SWT sudah mengatakan Adhim maka mustahil ada makhluk yang mampu menerangkan beliau, dalam Firmannya Allah berkata “Tidak ada orang yang mampu menghitung seberapa banyak harta dibumi ini”(dalam arti qolil). Ketika Nabi berkata kepada Allah bahwa mustahil bila ada orang yang mampu menerangkan beliau, maka wujud beliau didalam untaian syair indah Habib Ali Al-Habsyi(cucu Rasululah SAW) yang disebut dengan Simtudduror, beliau mengaku tidak mampu menguraikan kebesaran, kehebatan, dan kesempurnaan Rasulullah SAW, beliau akhirnya meringkas dalam satu syairnya “saya hanya mampu menerangkan secara global tentang sifat-sifat kekasih Allah SWT”, makna ini bisa diartikan dua, yaitu beliau yang sangat mencintai Allah SWT atau sebaliknya yaitu beliau yang sangat dicintai oleh Allah SWT.

       Sampai seberapa beliau mencintai Allah SWT dan sampai seberapa Allah SWT mencintai beliau. Allah SWT tidak pernah melihat apa yang dibumi seperti ketika Allah SWT melihat kepada kekasih, Allah SWT tidak pernah mengasihi semua hambanya seperti mengasihi kekasih, Allah SWT tidak pernah memulyakan seluruh hambanya sebagaimana Allah SWT memulyakan kekasihnya, maka itulah cinta Allah. Bila semua Nabi diberi jabatan yang luar biasa dari Allah SWT tetapi mereka semua tidak pernah dipertemukan langsung dengan Allah SWT, kecuali Nabi Muhammad SAW dia bukan halnya sebagai Kalimullah tetapi juga sebagai orang yang bertatapan langsung dengan Allah SWT yaitu ketika beliau Isra’ Mi’raj. Seberapa beliau mencintai Allah SWT?, beliau tidak pernah berontak kepada apa yang dikehendaki Allah SWT, seperti apa yang ada dalam cerita beliau bahwa beliau dilempari batu sampai berdarah, beliau di caci maki, beliau dilempari kotoran onta, lalu apa yang beliau katakan kepada Allah SWT “Saya tidak peduli engkau serahkan aku kepada siapapun saja asalkan engkau tidak membenciku”, tidak ada satupun do’a tidak baik yang dipanjatkan walaupun dalam keadaan seperti itu, beliau masih memilih karena ini yang dikehendaki oleh Allah SWT. Kalau cucu beliau Habib Ali Al-Habsyi mengaku tidak mampu menerangkan kekasih Allah SWT secara terperinci dan hanya mampu menerangkannya secara global maka sudah tentu bahwa Rasulullah SAW, setiap beliau disifati siapa saja maka beliau akan lebih dari sifat itu. Seperti halnya apa yang telah diketahui dan banyak dikatakan bahwa bagaimana kecerdasan beliau?, bagaimana sifat sabar beliau?, bagaimana sifat tawadhu’ beliau?, dan juga sifat-sifat beliau yang lainnya?, orang tidak akan mampu menerangkan secara terperinci kecerdasan beliau, tidak akan ada.

       Bercerita sedikit tenantang Rasulullah, ada satu Ulama’ yang membuat satu untaian syi’ir yang kelihatannya sederhana tapi luar biasa, berisi bahwa Rasulullah SAW  adalah orang yang tepat/bagus dalam semuanya, beliau itu seperti sutra atau bunga mawar,  telapak tangan beliau itu halusnya, empuknya, dan wanginya seperti bunga mawar. Beliau orang yang lahir dibulan Qomariyahnya adalah Rabi’ul Awal dan bulan Syamsiyahnya adalah April, ada isyarat apa dengan bulan atau masa ini?, ini adalah bulan dimana bagus-bagusnya untuk bercocok tanam.

       Rasulullah SAW adalah sinar diatas sinar diatasnya sinar,kenapa? Karena Ulama’ adalah lampunya dunia yang disinari adalah hati manusia bukan fisik manusianya, bagian dari manusia yang hebat adalah hatinya dan ketika hati sudah tersinari, semua akan terlihat baik ataupun bagus, maka orang yang dekat dengan ulama’, mau belajar dengan ulama’, hatinya akan terang dan semua terlihat sesuai kenyataan tanpa ada kepalsuan. Lain halnya dengan orang yang hatinya gelap, semua akan nampak/terlihat tidak baik atau bisa disebut terpalsukan, Lalu kenapa ulama’ seperti itu? Karena mereka adalah pewaris para Nabi, maka semua wali Allah SWT didunia ini persetiap wali menghuni disetiap makamnya Nabi. Pewaris Nabi ada dua yaitu orang yang mewaris nasab dan ilmunya dan orang yang tidak mewarisi nasab tetapi mewarisi ilmunya. Jika Ulama’ adalah lampu, maka Nabi berkata “sahabatkku seperti bintang”, berarti ulama’ dengan sahabat Nabi masih unggul sahabat, tapi kenapa ulama’ tidak menganut madzhab para sahabat dalam Ijma’nya tetapi malah menganut pada empat madzhab imam? Karena madzhab para sahabat tidak dibukukan sedangkan madzhab para imam terbukukan, tujuan para ulama’ ini adalah agar nantinya tidak terjadi pengaku-akuan dengan sebuah perkataan.


       Jadi kesimpulannya dari sinar diatas sinar diatasnya sinar adalah Matahari, inilah arti dari kesimpulannya karena Rasulullah SAW adalah hidayah bagi semua orang didunia ini.

       Mungkin ini sedikit ulasan tentang Rasulullah SAW yang pernah kami dengar dari KH. Ahmad Asnawi dan begitulah yang kami dapatkan ketika dalam acara peringatan maulid nabi. Apabila ada kesalahan kami mohon maaf dan mohon bimbingannya untuk membenarkan.
Terimakasih dan semoga bermanfaat.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

http://broniest.com

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service