Kejujuran Pertamaku

“Aku mencintaimu tanpa tahu bagaimana, atau kapan, atau dari mana.

Aku mencintaimu begini lugas, tanpa kerumitan atau kebanggaan;

sebab kutahu tiada cara lain untuk mencintaimu”

  Aku mencintaimu tanpa tahu bagaimana... Seakan akan semua itu mengalir bak air sungai yang berjalan melewati bebatuan. Berisik, ya, terkadang memang berisik suara airnya... Berbicara tentang air, aku teringat pada cerita dua cangkir, yang mana cangkir ini terus menuangkan semua perhatiannya ke cangkir satunya, tentunya sebagai manusia aku berfikir lagi, "jika tidak ada hubungan timbal balik dari kedua cangkir tersebut, apakah gak bosan yang terus di kucuri sebuah perhatian " 

 PERHATIAN... Manis memang, tapi itu semua kata orang. Aku, hmmm... Perhatian kudapatkan dari keluarga yang sangat hebat...

    Hei, kau tau.. Kenapa aku mengatakan suka meskipun kau tak membalasnya, satu penyebabnya.. Aku jujur untuk yang pertama kalinya... 

kapan...

 Kapan aku mengenalmu, aku bahkan tidak mengenalmu... Aku tidak tau siapa dirimu... Namun ada sesuatu yang terus kuperhatikan saat kita bertemu, apa itu?? 

Entahlah, akupun tak tau. Aku bodoh, seakan tak tau apa itu jalan kekiri maupun kekanan. Bagiku sama saja, lurus. .. Agar aku dapat menemukanmu... Dan saat itulah aku berkata padamu bahwa aku menyukaimu, seandainya saja kau tau...

  Darimana datangnya itu semua, perasaan yang mampu kutahan hingga akhirnya tak tertahankan... 

Seorang teman pernah berkata "Jika rasa cinta itu tak terbalas, maka bersyukurlah, maka anda akan dipilihkan oleh Allah yang lebih baik lagi"

Bodohnya diriku, yang kutau hanya dia yang terbaik...

Namun saat itu datang, aku menjadi lebih bodoh, dan aku mengatakannya, namun tak terbalas...

"mungkin temanku benar, syukuri" hanya itu yang terucapkan di dalam hati.

Aku mencintaimu tanpa kerumitan, sebab tiada cara lain untuk mencintaimu.

Seandainya dan terus seandainya aku berangan-angan... Semoga menjadi kenyataan.. Dan kau, akan menjadi yang pertama untuk kejujuranku...