Puisi - Aku dan Do'a
Membuka mata lalu berdoa.
Dengan segala penuh harap ku layangkan pada Tuhan.
Mengais kata-kata yang menurut nafsu akan diterima sebuah do'a.
Menjadikan Tuhan sebagai budak harapan.
Mengakui kebesaran akan kekuatan-Nya.
Namun kupaksa mengabulkan segala permintaan.
Seolah-olah Tuhan tidak memiliki daya dan kekuatan.
Do'a ku selalu ku ulang-ulang
Berharap Tuhan mendengarkan;
Aku benar-benar lupa diri sebagaimana Tuhan ku itu;
Maha Mendengarkan.
Aku bingung hidup di dunia ini.
Maka setiap hari aku berdoa.
Aku berdoa setiap hari.
Sampai aku sendiri lupa kapan terakhir kali mengaji;
Mengkaji;
Memahami yang telah Tuhan tulis dan diturunkan ke bumi.
Ku puja dan ku puji, kucari para wali Tuhan untukku mengabdi.
Kucari ke ujung negeri berharap kutemui seorang wali.
Sampai ku sadar diri seorang wali yang diturunkan Tuhan untukku mengabdi;
Adalah orang tua sendiri.
Setiap hari aku sengsara, maka aku berharap setiap hari kepada-Nya.
Memberiku setitik bahagia yang mampu menerimaku apa adanya.
Kucari sambil berdoa, diam-diam Tuhan memberinya dalam bentuk yang tak bisa dikatakan oleh kata-kata;
Cinta.
Duniaku sepi, terasa sunyi.
Aku minta pada-Nya.
Ia kirim banyak manusia, ada yang pemarah, pemalu, perindu, pencemburu, juga pecandu.
Kini aku dan Tuhan selalu duduk bersampingan, berjalan berdampingan. Aku menceritakan masalahku pada-Nya, dan Ia menceritakan masalah-Nya padaku.
Ternyata masalahku tak lebih sepele dari masalah-Nya mengatur dunia.
Dan.. Sudah sehari.
Waktunya mataku untuk ku tutup kembali.
Berharap pada Tuhan lagi meskipun ia pasti masih ingat do'a-ku kemarin yang ku ulang lagi.
Kurasa Tuhan tidak akan bosan saat namamu lagi yang ku sebut kan.
Selamat tidur.
Kamis, 21 Januari 2021
Terimakasih kepada Allah SWT.
Alhamdulillah Ya Rabb.
Ā© Sevilen Hammod
www.broniest.com
"Mari beribadah puisi."
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home