Thursday, January 21, 2021

Puisi - Aku dan Do'a

 



Membuka mata lalu berdoa.

Dengan segala penuh harap ku layangkan pada Tuhan.

Mengais kata-kata yang menurut nafsu akan diterima sebuah do'a.

Menjadikan Tuhan sebagai budak harapan.

Mengakui kebesaran akan kekuatan-Nya.

Namun kupaksa mengabulkan segala permintaan.

Seolah-olah Tuhan tidak memiliki daya dan kekuatan.


Do'a ku selalu ku ulang-ulang 

Berharap Tuhan mendengarkan;

Aku benar-benar lupa diri sebagaimana Tuhan ku itu;

Maha Mendengarkan.


Aku bingung hidup di dunia ini.

Maka setiap hari aku berdoa.

Aku berdoa setiap hari.

Sampai aku sendiri lupa kapan terakhir kali mengaji;

Mengkaji;

Memahami yang telah Tuhan tulis dan diturunkan ke bumi.


Ku puja dan ku puji, kucari para wali Tuhan untukku mengabdi.

Kucari ke ujung negeri berharap kutemui seorang wali.

Sampai ku sadar diri seorang wali yang diturunkan Tuhan untukku mengabdi;

Adalah orang tua sendiri.


Setiap hari aku sengsara, maka aku berharap setiap hari kepada-Nya.

Memberiku setitik bahagia yang mampu menerimaku apa adanya.

Kucari sambil berdoa, diam-diam Tuhan memberinya dalam bentuk yang tak bisa dikatakan oleh kata-kata;

Cinta.


Duniaku sepi, terasa sunyi.

Aku minta pada-Nya.

Ia kirim banyak manusia, ada yang pemarah, pemalu, perindu, pencemburu, juga pecandu.


Kini aku dan Tuhan selalu duduk bersampingan, berjalan berdampingan. Aku menceritakan masalahku pada-Nya, dan Ia menceritakan masalah-Nya padaku.

Ternyata masalahku tak lebih sepele dari masalah-Nya mengatur dunia.


Dan.. Sudah sehari.

Waktunya mataku untuk ku tutup kembali.

Berharap pada Tuhan lagi meskipun ia pasti masih ingat do'a-ku kemarin yang ku ulang lagi.

Kurasa Tuhan tidak akan bosan saat namamu lagi yang ku sebut kan. 

Selamat tidur.


Kamis, 21 Januari 2021

Terimakasih kepada Allah SWT.

Alhamdulillah Ya Rabb.


© Sevilen Hammod

www.broniest.com

"Mari beribadah puisi."

Labels: ,

Friday, September 4, 2020

Puisi - Waktu

 


Waktu berjalan begitu saja secara perlahan.

Namun mampu Melangkahi langkahku yang ambigu

Jalanku panjang;

Sepanjang jalan kenangan yang dibasahi oleh air mata hujan.

Detik ini adalah masa lalu.

Lalu, apa yang aku punya ?

Mereka bilang aku hanya punya saat ini.

Hari ini adalah kemarin, sedang besok adalah sekarang ini.

Bahkan ketika aku mulai menuliskan kata "waktu" di awal tadi;

Aku telah membuang "waktu" itu sendiri.

Lalu apa yang aku punya ?

Aku bergelut dengan waktu, semata-mata untuk menggenggamnya;

Ku pegang ia dengan jari jemari kecil ini;

Mencoba menghentikannya untuk beberapa saat;

Aku injak-injak ia berkeping-keping;

Ku patahkan kakinya;

Supaya berhenti berjalan.

Namun waktu terus saja berlari;

Tanganku tak kuat lagi menggenggamnya;

Kakiku tak bisa lagi mengejarnya;

Tau-tau umurku sudah tua.

Kulitku kering, keriput dan meronta-ronta.

Sedang waktu tak pernah merasa iba.


© Broniest 2020

"Waktu"

4 September 2020 || 23:38

Labels: , ,

Sunday, June 28, 2020

Puisi : Kau siapa ?



Fatamorgana..
Cakrawala..
Semesta..
Rasa..
Pena.. 
Titik..
Tinta..
Ah, apasih itu semua..
Terasa asing di kepala, namun anehnya aku suka
Begitu banyak hal yang tidak bisa dijelaskan
Tapi beda dengan rasa penasaran
Semakin aku tidak tau
Aku semakin ingin tau
Semakin pula, aku menjadi sosok yang ambigu

Wajahmu..
Senyummu..
Ucapanmu..
Dan semua yang tak ku tau
Tentangmu..

Siapa kau ?
Berani mengorbit duniaku sepanjang waktu
Mengisi otakku dengan rapalan kalimat manja
Mengusik waktu tidurku menjelang senja
Menenggelamkan aku di dalam cahaya
Sosokmu, biar saja dimakan waktu..
Biar aku yang menanggung segala hal yang ambigu.

Riau, 29 Juni 2020
02:00

Labels: , , ,

Wednesday, April 1, 2020

[ PUISI] Mati di Mimpi



Aku melihatnya
Tak tinggi namun juga tak terlalu rendah
Patung seukuran anak domba bertuliskan sebuah nama
''Gawat, habis ini pasti aku-lah yang akan tinggal nama"
Jantung berdetak dahsyat, tersirat bahwa keadaan tidak baik-baik saja

Pedang di genggaman, liang di depan mata.
Darah mengalir deras, Tanganku terikat di belakang.
Tanpa banyak suara, terpotonglah leher dan berhentilah umurnya.
Namun darah yang mengalir tak mau berhenti.

Suasana sore semakin gelap.
Mataku sudah tak lagi bisa berharap,
memandang kepala yang terpisah dari badan-nya.
Di depan kepala liang lahat siap untuk menguburnya.

ohh..
Sekarang adalah giliranku.
Tuan, bisakah kau tunda sehari saja.?
Rasanya darahku tak mau mengalir.
Aku membeku di antara dinginnya malam dan panasnya hawa.

Malam itu menjadi saksi dimana kematian berada di ujung mata.
sedangkan kebaikan yang ku lakukan tak berguna.
Aku terbangun dari terpejamnya mata.
Mimpiku pecah.
Jika hari ini aku telah mati.
jadilah saksi bahwa setiap hidup membutuhkan
kehidupan yang menghidupkan.

Labels: , , , , , , , , , , , ,

Thursday, April 5, 2018

Puisi " Manis dan Pahit "




Tulisan ketika akan menghadapi ujian tahun lalu 😁


••••
Untuk kesekian kalinya, ayam di pagi hari bernyanyi menyambut datangnya pagi.. Tidak terasa malam pun berganti.. Selalu ada yang namanya awal cerita untuk sebuah akhir dari cerita.. Dan selalu ada penyesalan di balik suatu kesalahan.. Tapi itulah cerita.. Selalu ada klimaks di antaranya, yang membuat cerita itu kian indah di hati penikmatnya..
•••••
Tidak terasa memang... Cerita kita sudah berada di halaman belakang.. Bukankah itu tanda akan berakhirnya sebuah cerita..? Sungguh tidak adil, ketika kita merasakan nikmatnya bersama.. Kita harus dipisahkan oleh waktu dan keadaan.. Meski begitu, kuharap cerita kita tak berakhir sepahit itu bukan.. Yang mau tak mau harus saling meninggalkan untuk mencari arti kehidupan... Mungkin terlalu kasar jika kusebut saling meninggalkan, tapi itu kenyataan... Atau mungkin lebih baik kusebut itu dengan " perpisahan " ....
•••••
Kehidupan harus terus berjalan.. Selama kita tidak saling melupakan, tentu tidak ada yang namanya tangis dalam diam.. Sungguh sayang saat kau melupakan kenangan yang hanya sekali dalam kehidupan dan tak mungkin terulang... Sebodoh apa dirimu di antara bangku dan kursi dengan pensil dan rautan yang menjadi teman... Ketika kau melupakan rasanya tiga tahun tertulis cerita yang menakjubkan... Sungguh kawan, jangan pernah kau lupakan itu...
•••••
Sukses dan kaya uang tak menjamin kita akan bertemu.. Jujur saja, kesuksesanmu tak luput dari bantuan teman sebangkumu... Bukankah itu benar kawan ..?
•••••
Sekarang tinggal menunggu penutup akhir dari cerita kita.. Terlalu singkat memang, namun jika di tuliskan akan terlalu panjang... Masa-masa kita tidak berhenti setelah cerita ini berakhir... Percayalah, akan ada cerita baru yang menanti di masa depan... Intinya, Selamat Berjuang menghadapi UN kawan :D :D
•••••
" Manis Untuk Pahit, karena pahitnya kehidupan akan terobati dengan manisnya rasa rindu untuk seseorang. "

" Manis dan Pahit "
Selasa, 7 Maret 2017 || 04:31 A.M

Labels: , , , , , , , , , ,

Wednesday, April 4, 2018

Puisi " Taman Puisi Penuh Warna"







Jika kamu menyukai bunga Aku ingin membuatkanmu sebuah taman, meskipun tidak berwarna.. Jika kamu menyukai alunan musik Aku ingin membuatkanmu sebuah lagu, meski kacau tanpa irama.. Jika kamu suka indahnya sastra Aku akan membuatkanmu sebuah puisi, meskipun sunyi tanpa isi.. Semua itu kulakukan untuk alasan rasa Rasa perasaan.. Yang tak mampu digambarkan oleh Leonardo Da Vinci ataupun dijelaskan dengan teori relativitas Einstein.. Bahkan ketangguhan Enigma tak mampu menerjemahkannya.. Ini bukanlah sebuah sastra puisi yang indah untuk dibaca Ini tentang catatan rasa... Jika rasa ini terhadapmu selalu sama, maukah "Kamu" menemaniku menciptakan Taman Puisi Penuh Warna ? .
" Taman Puisi Penuh Warna " Selasa, 11 Juli 2017 || 01:47 AM

Labels: , , , , , , , , , ,

Puisi : "Sekarat"

_____
" Ingatlah...!! Kematian itu bisa datang kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja. "


Mata ini..
Bukan lagi mata yang seperti dahulu..
Yang pasti tak seindah dan mempesona dikala itu..
Raga ini..
Mungkin sudah berbeda..
Untuk berjalan pun Aku tak mampu..
Suara ini..
Lirih.. Hanya terdengar bagai bisikan yang tak jelas..
Tubuh ini tak lagi mampu menopang semangatku untuk terus hidup..
Sedangkan jiwaku terus memaksa untuk pergi..
Ketika telinga ini terus mendengar indahnya lantunan ayat suci..
Dan suara tangisan dibalik gelapnya mata yang terpejam ini..
Aku menyadari..
Aku telah mati..

" Sekarat "
Selasa, 6 Juni 2017
00:47 AM

Labels: , , , , , , , , , ,

Tuesday, April 3, 2018

Puisi Dari Pojokan Kamar

Puisi Dari Pojokan Kamar



Seperti biasa setiap hari di ujung malam
Kehidupan yang sangat membosankan
Masa kecil selalu menjadi idaman
Ketika tidur ditemani seorang ibu di tiap malam

Dulu begitu mudah untuk bermimpi
Dengan polosnya Aku mengucap kata dari hati
Tidak peduli apa kata orang lain, mimpi tetaplah mimpi
Hingga muncul perasaan semangat untuk mengejar sebuah mimpi yang sunyi

Sampai pada akhirnya Aku mencoba berlari untuk mengejarnya
Tidak peduli harus jatuh bangun hanya untuk mengejar dunia yang maya
Jatuh bangun tiap hari kulalui dengan hati bahagia
Berharap apa yang ku kejar tercapai dengan segera

Bak mentari dari ufuk timur yang telah sedikit meninggi
Indah namun menyilaukan
Seperti itulah dunia

Labels: , , , , , , , , , , , ,

Friday, January 6, 2017

Puisi : [ Part 2 ] Cerita Cinta Yang Ada Namun Tak Nyata







Ternyata... Perkenalan kita tak menjamin Cinta bisa hadir. Juga tatap muka, yang begitu sering tak menjadi pembuktian.Bahwa Cinta akan tumbuh tanpa diminta.Dulu Aku slalu percaya, bahwa Cinta butuh tatap muka.Bahwa Cinta, butuh sentuhan ringan.Mungkin pelukan, Kecupan..


Atau sedikit bisikan yang menggelitik telinga.
Awalnya Aku percaya itu semua.
Sampai pada akhirnya Aku mengenalmu
Semua terjadi tanpa kita minta
Kita juga tak berencana tuk saling mengenal
Semua... Terjadi begitu saja.



Tanpa pernah kita mengetahui kelanjutan dari perkenalan singkat ini.Tulisan adalah modal awal, setidaknya untuk saling mengenalAku tau ini bodoh..!Terlalu banyak perasaan asing yang mulai menguras hari-harikuAda banyak cerita, yang sepertinya tak mampu lagi diwujudkan dalam kata..
Perasaan itu seperti berlomba-lomba, merusak otak dan hati.


Hingga bibir kita keluk dan malu-malu untuk menyebutnya Rindu.
Benar.. Kita tak saling memiliki...Semua terjadi seperti mimpi...
Semua mungkin hanya ilusi..
Kita terjebak situasi, Dan terlalu percaya bahwa Cinta telah hadir di tengah-tengah kita
Mengisi sudut-sudut Hati yang sempat dingin
Aku menganggap segalanya hanya permainan


Yang suatu saat akan berakhir
Entah dengan akhir yang kusukai atau kubenciTapi.. Bisakah jemariku mengendalikan akhir dari permainan..?Atau Aku pasrah saja pada keinginanmu untuk melanjutkan atau mengakhiri segalanyaTapi.. mengenaskan jika SEBENARNYA HANYA AKU YANG MEMPERLAKUKAN SEMUA INI DENGAN SERIUS entah mengapa.. Aku merasa takut kehilanganmu.. ...

Labels: , , , , , , , , , , ,

Puisi : Cerita Cinta Yang Ada Namun Tak Nyata





Aku sadar, sejak awal cinta kita itu aneh.
Cinta yang datang disaat yang tidak tepat,..
Yang secara tiba-tiba memenuhi setiap ruang di otak ku, memenuhi setiap incinya dengan namamu.
Aku dan kamu, kita...
Apa ini bisa disebut dengan cinta ?
Saat hanya namamu yang bisa kurapal dalam tiap doa..
hanya untaian kata-kata lewat pesan singkatmu,
hanya lewat suara merdu mu melalui benda mati tanpa nyawa.
Sungguh sangat menyiksa, ketika jemari kita belum saling menggenggam, saat aku merindukanmu..

Seberapa pentingkah arti pertemuan buatmu ?
Aku hanya bisa mereka-reka seberapa dalam perasaanmu padaku.
Cukup aku tahu saja, cerita kita ada, walaupun tak nyata.
Orang-orang disekelilingku memandang sebelah mata, tentang kisah aku dan kamu.
Tak bisa dinalar pake logika memang.
Tak ada perjumpaan, tak ada belaian mesra, tak ada kecupan.
Mereka bilang dunia maya itu abstrak, tak nyata.
Semua yang ada di dalamnya patut dipertanyakan kenyataannya.
Bukankah cinta itu bisa datang dari mana saja, dan kepada siapa saja, bahkan dari jejaring sosial yang suram sekalipun.

Ada sekat jarak yang memisahkan kita, beratus-ratus kilometer.
Jelas terdengar gemuruh rindu yang menggelegar disini,
 ingin segera menemuimu, merasakan tatapan matamu,serta hangatnya jemarimu saat menggenggam celah-celah jemariku.
Walaupun kamu jauh disana, aku masih bisa menyentuhmu dalam doa.
Walau kamu jauh, aku masih bisa merasakan rindu yang sangat hebat,, yang mampu memenuhi setiap ruang hatiku,
seakan bayangmu terasa nyata di depan mataku.

 Walaupun kamu jauh, kita masih bisa menatap langit yang sama, tapi di tempat yang berbeda.
Bersiaplah saat pertemuan kita nanti, akan aku ceritakan semua tentang cinta yang aku alami.
Bahwa cinta itu tak harus melalui tatapan mata, tak harus diawali dengan pertemuan, cinta bisa tercipta di mana saja.
 Bahkan di dunia maya sekalipun, dan tak butuh logika untuk melogiskannya. :)

Labels: , , , , , , , , , , ,

<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

http://broniest.com

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service