Sungguh cinta yang sangat aneh, cinta yang terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Diawali tali persahabatan.
Cinta yang tumbuh dari bersua, tanpa pernah bertatap muka. Namun detakan jantung berpacu kuat, bila hati mulai memanggil namanya.
Entah kapan mulai adanya rasa, saling mengagumi tanpa disadari tanpa pula diminta.
Dua hati dan dua rasa yang sama tanpa bisa mengungkapkannya, bagaikan sembilu yang menyayat kalbu tanpa iba.
Setiap tarikan nafas ada rasa untuknya, setiap mata terpejam ada rindu untuknya,
Haruskah membenci rasa yang telah ada ?
Kini cinta itu telah di paksa menjadi asing, tidak lagi saling menyapa, tidak lagi saling bersua. Diam tanpa sebab, namun masih terlihat dalam satu wadah.
Sungguh rasa yang sangat menyakitkan hati.
Tanpa penjelasan, harus membunuh dan mengubur hidup-hidup cinta dan rasa rindu yang telah ada, bagaikan mencabut nyawa dari raga.
Lantas, ketika cinta dan rasa tidak sesuai dengan harapan dan impian kita, haruskah menyalahkan Sang Maha Cinta?
Cinta selalu tepat datang menghampiri, tidak pernah salah. Yang ada, hanya salah dalam menempatkannya bahkan salah mengartikannya.
Cinta tidak harus memiliki, cukup mencintai dalam diam, bila melihat Dia bahagia maka akan turut bahagia, dengan untaian doa untuknya.
Bagaikan cinta yang merajut kasih tanpa harus merenda asa.
Semua hanya skenario-NYA
Bukan karena jarak yang menghalangi untuk bertemu ...
Bukan karena lisan takmapu berucap ...
Bukan karena waktu yang tidak berpihak ...
Tapi kesadaran hati bahwa semua harus mendapat Ridho dari Sang Maha Cinta.
Sadari bahwa diri ini memang rapuh maka mohonlah pada NYA.
Untuk menjaga hati agar tak salah merealisasikan rindu.
Mohon pertolongan NYA agar nama yang tertahta menjadi lantaran dekatnya diri ini pada Sang Maha Cinta.
Karya dari :
Al fakir cinta
Batam 23 April 2020