Friday, June 25, 2021

Menunggu Senyummu Berkembang


Begitu membekas di pikiranku

Tak sanggup rasanya hati ini menerima

Bila nantinya bukan harapan yang aku terima

Tapi kenyataan pahit yang pilu


Tapi tolong ingatkan Aku tentang diri ini

Aku memang bukanlah siapa siapa buatmu

Hanyalah anak kemaren sore yang kau tau

Yang hidup penuh tujuan dan ambisi


Kadangpula jadi sosok yang menyenangkan

Adakalanya mnyebalkan tapi aku tak tau

Tiap hari yang ku lakukan hanya mnunggu senyummu terkembang

Dari sosok bidadari yang aku tau


Bukan manusia bila aku tak punya angan

Tapi anganku hnya bersamamu

Bukan manusia bila aku tak punya harapan

Tapi harapanku cuma bersanding bersamamu.




Credit.

Sunday, June 20, 2021

Kamu Tau Apa Itu Rindu?


 

kamu tau apa itu cinta?

katakan saja semua teori yang kamu suka

untukku, cinta adalah ketika kamu bebas melakukan apa saja

senyum, tertawa dan penuh bahagia


kamu tau apa itu rindu?

kamu selalu mengatakannya jika kita tak bertemu

untukku, rindu adalah ketika kamu menjadi bayangan disisiku

hanya menyisakan kenangan yang saling beradu


dan jangan pernah bertanya kenapa aku memilihmu

mungkin aku hanya ingin menjadikanmu ombak dalam samuderaku

dimana ia akan selalu ada disetiap jengkal sang biru

Lalu kenapa aku tak mencari yang lebih baik darimu ?

Katanya Yang berlebihan itu juga gak baik buatku


20 Juni 2016

Broniest.com




Friday, June 18, 2021

Biaya

 



Ini Indonesia

Negeri penuh pesona yang tiada dua

Disini, semuanya ada

Yang bekerjanya di tempat kotor maupun di tempat mewah

Seperti tikus kantor dan tikus sawah

Yang bekerja di kantor dan kerja di sawah


Ini Indonesia

Tempat terindah yang aku punya

Tempat Dimana banyak suku dan budaya

Tempat Dimana banyak sekali bahasa

Tempat Dimana banyak orang bergaya

Tak peduli tua maupun muda


Ini Indonesia

Negeri terkaya di alam semesta

Negeri terindah yang pernah ada

Negeri dimana rumahku disana

Berdiri tegak menunggu warisan orang tua dibagi rata


Ini Indonesia

Tempat hidup banyak binatang

Dari kancil sampai belalang

Dari semut sampai beruang

Waurrr ... ahh sayang..

Semakin hilang..


Ini Indonesia

Ya, inilah Indonesia...

Banyak hal yang ada yang tak sempat kumenuliskannya...

Apalagi menikmati semuanya...

Oh biaya...

Kau sangat mudah bagi orang punya..

(2016)


Broniest.com ©2021

Thursday, February 25, 2021

Tuhan, Kau harus patuh ~ Sevilen Hammod

 


24 jam;

Sepertiga dari itu semua untukku terpejam

Saat itu juga, tiada waktu untukku memikirkan-Mu

Itu sebabnya sebelum mata terpejam, ku rapal sebait do'a:

Do'a yang seperti perintah kepada-Mu;

Dan Engkau pun harus mau dan setuju.


Ah.. Ya Tuhan, Kau harus patuh pada manusia.

Aku manusia, aku mana bisa apa-apa.

Jika bukan Kau siapa lagi yang menjaga kala ku terpejam ?

Siapa lagi yang bisa menjaga darah ini terus mengalir?

Siapa juga yang bisa mempertahankan detak jantungku ?

Mengurusku, hingga pagi lalu membangunkan-ku.

Siapa lagi ? Tidak ada.

Itu sebabnya Engkau harus patuh dengan perintahku, manusia.


24 jam;

Sepertiga lagi adalah waktuku bekerja.

Aku mana sempat memikirkan-Mu dan aku tidak peduli.

Satu hal yang pasti, Tuhan;

Ku rapal sebait do'a lagi untuk Kau turuti:

Buat hari ini lancar;

Mudahkan dalam pekerjaan;

Jauhkan dari bahaya;

Dan buat aku kaya.



Ah.. Ya Tuhan. Sekali lagi Kau harus patuh pada manusia.

Aku manusia, aku mana bisa apa-apa.

Jika bukan Kau yang menguatkan ragaku, siapa lagi?

Jika buka dari kekayaan-Mu, darimana lagi aku dapat kekayaan ?

Jika bukan karena Engkau yang harus patuh dan melaksanakan semuanya, siapa lagi? 

Tidak ada.

Itu sebabnya Engkau harus patuh pada perintahku, manusia.


24 jam;

Sepertiga terakhir.

Waktu untukku istirahat dan menikmati waktu.

Tuhan, tolong jangan ganggu.

Aku tidak punya waktu memikirkan-Mu.

Ah.. Ya Tuhan.

Turuti saja perintah dariku yang ku bungkus dalam sebait do'a.



Puisi;

"Tuhan, Kau harus patuh."

www.broniest.com

Riau

26 Februari 2021

@sevilen.hammod 




Labels: ,

Thursday, January 21, 2021

Puisi - Aku dan Do'a

 



Membuka mata lalu berdoa.

Dengan segala penuh harap ku layangkan pada Tuhan.

Mengais kata-kata yang menurut nafsu akan diterima sebuah do'a.

Menjadikan Tuhan sebagai budak harapan.

Mengakui kebesaran akan kekuatan-Nya.

Namun kupaksa mengabulkan segala permintaan.

Seolah-olah Tuhan tidak memiliki daya dan kekuatan.


Do'a ku selalu ku ulang-ulang 

Berharap Tuhan mendengarkan;

Aku benar-benar lupa diri sebagaimana Tuhan ku itu;

Maha Mendengarkan.


Aku bingung hidup di dunia ini.

Maka setiap hari aku berdoa.

Aku berdoa setiap hari.

Sampai aku sendiri lupa kapan terakhir kali mengaji;

Mengkaji;

Memahami yang telah Tuhan tulis dan diturunkan ke bumi.


Ku puja dan ku puji, kucari para wali Tuhan untukku mengabdi.

Kucari ke ujung negeri berharap kutemui seorang wali.

Sampai ku sadar diri seorang wali yang diturunkan Tuhan untukku mengabdi;

Adalah orang tua sendiri.


Setiap hari aku sengsara, maka aku berharap setiap hari kepada-Nya.

Memberiku setitik bahagia yang mampu menerimaku apa adanya.

Kucari sambil berdoa, diam-diam Tuhan memberinya dalam bentuk yang tak bisa dikatakan oleh kata-kata;

Cinta.


Duniaku sepi, terasa sunyi.

Aku minta pada-Nya.

Ia kirim banyak manusia, ada yang pemarah, pemalu, perindu, pencemburu, juga pecandu.


Kini aku dan Tuhan selalu duduk bersampingan, berjalan berdampingan. Aku menceritakan masalahku pada-Nya, dan Ia menceritakan masalah-Nya padaku.

Ternyata masalahku tak lebih sepele dari masalah-Nya mengatur dunia.


Dan.. Sudah sehari.

Waktunya mataku untuk ku tutup kembali.

Berharap pada Tuhan lagi meskipun ia pasti masih ingat do'a-ku kemarin yang ku ulang lagi.

Kurasa Tuhan tidak akan bosan saat namamu lagi yang ku sebut kan. 

Selamat tidur.


Kamis, 21 Januari 2021

Terimakasih kepada Allah SWT.

Alhamdulillah Ya Rabb.


© Sevilen Hammod

www.broniest.com

"Mari beribadah puisi."

Labels: ,

Monday, January 11, 2021

Aku Ingin Menjadi - Nvsa -

 


Nvsa

Aku ingin jadi batu

Kelak bila kau mati

Biarkan aku tegak 

Sebagai batu nisanmu


Aku ingin menjadi tanah

Kelak bila kau mati

Biarkan aku digali

Sebagai makammu


Aku ingin jadi rindu

Benang ghaib 

Yang menghubungkan 

Antara kau dengan

Air mataku


Aku ingin jadi cinta

Bejana ghaib yang menampung

Antara kau dengan tangisku


Aku ingin jadi waktu

Yang berdetak di usiamu


Aku ingin jadi usia di kehidupanmu.


Nvsa || 04 09 20

www.broniest.com


Labels:

Tuesday, January 5, 2021

Puisi - Makan Apa Bun ?

 



Makan apa malam ini bun ?

Tidak perlu menungguku, makan saja nasimu.

Bunda harus tetap sehat, bunda tidak boleh sakit.

Bunda harus makan tepat waktu.

Jangan lupa minum yang cukup.


Jangan menunggu terlalu lama, nasi hangatmu akan dingin.

Jangan menangis, nanti nasimu asin karena air mata mu.

Bun, Air matamu terlalu berharga untuk terjatuh di antara nasimu.


Tidak perlu khawatir, aku sudah makan hari ini.

Kita masih menatap langit yang sama kan bun,

Kita makan bersama ya meskipun tak lagi sepiring berdua.

Biar saja langit cemburu melihat kita lalu meneteskan air hujannya.


Jangan sakit ya bun.. 


"Makan apa bun ?"

05012020 || 19:00

Broniest.com

Sunday, December 27, 2020

Puisi - Bunda dan Surga


 Bun..

Maafkan aku;

Semakin kuat kaki kakiku berjalan, semakin lemah kakimu melangkah.

Dan aku tidak ada di sana.

Bun..

Maafkan aku;

Semakin jelas pandanganku melihat, semakin buram pandanganmu ke semesta.

Dan aku tidak ada di sana.


Bunda.. Ibu dan ayahanda

Maafkan aku;

Dulu kau yang menuntunku, memberiku pelajaran bagaimana berjalan.

Dulu, kau yang mengajariku, berbicara dengan fasih.

Sekarang, bicaramu terdengar lirih.


Bun, bicaralah.

Rasanya aku ingin mendengarkan bunda bercerita.

Sebagimana dulu bunda ingin mendengarkan aku mulai bisa bicara.

Alif, ba' dan ta'


Bun, jujur saja aku benci dengan waktu;

Merampas kebahagiaan masa kecil kita dikala aku naik di punggungmu;

Ketika itu, kurasa dunia mengecil;

Yang tersisa hanya kita;

Berdiri menginjak bumi dengan kepala di angkasa.


Jujur saja, bunda.

Aku merasa baik-baik saja saat kau ada;

Aku merasa kuat saat kita berjalan berdampingan.


Bun..

Aku ingin sekali lagi;

Sekarang, engkau naik ke punggungku.

Lihatlah bagaimana indahnya dunia, berbahagialah.

Mungkin saat itu aku akan menunduk;

Meneteskan air mata.


Bun, kelak di suatu tempat yang bernama surga.

Aku ingin menggendongmu, di punggungku sendiri;

Mengajakmu berjalan berdampingan bersama Tuhan.

Bun..


27 Desember 2020

Broniest.com

💚💚💚💚💚💚

Big love untuk ibu dan calon ibu 

Dan untuk seluruh ibu.

:) Dan kamu. 



Thursday, December 17, 2020

Poetry - Aku




 Aku.

sang wanita di tengah malam.

Tenang memandang bulan.

Berharap purnama datang.

Senyum sapa berakhir pelukan.

Menghangatkan.


Aku.

Sang wanita duduk sepi.

Ditemani rindu menggelayuti.

Meratapi sendu mengisi hati.

Mencintai ,dengan harap kembali.

Sulit di mengerti.


Aku.

Sang wanita dengan keteguhan hati.

Menanti kekasih yang dulu pergi.

Tanpa ragu menyelimuti.

Tak peduli akan sakit nya hati.

Menunggu tanpa memaling diri .

Mengapa begini.


Aku.

Sang wanita yang dulu kau puja.

Dengan segala keindahan kata.

Perhatian dan cinta mesra.

Cinta pertama yang pernah bertahta.

Mengapa merana.


Aku.

Sang wanita yang terlalu setia.

Menunggu takdir cinta.

Yang terencana dalam kitab langit Nya.

Berharap cintanya kembali bersua.

Dengan insan yang dirindunya.

Semoga.


Aku.

Sang wanita yang ingin kau tau.

Bahwa ia setia menunggu.

Dirimu kembali merindu.

Menempati relung hatiku.

Cintamu yang terindah .

Bahagia kembali merekah.

Mungkinkah.

#

#


Penulis :

Zulfah N.N

Cilacap.

:)


Labels:

Desember



 

Tau tidak, apa yang hebat dari Desember?

Adalah senja-nya.

Menghantarkan dedaunan yang rindu dipeluk bumi.

Simbol penghormatan pada semburat jingga yang hadir membawa perenungan. Menghipnotis logika.


Sukma dibiarkannya berbisik sendu, tentang asa yang dulu pernah patah lalu terburai.

"Esok, matahari masih kan tetap bersinar terang."



Tau tidak, apa yang hebat dari Desember ?

Dialah, Arunika.

Menyapa jiwa yang penuh asa.

Mengantarkan mereka ke mimpi,

Mimpi yang mereka rajut di kala senja hingga tertutup mata.

"Senja, tunggu saja. Ada sebuah asa yang hendak memelukmu."



Dalam bingkai berbalut lembaran putih,

Pada goresan tinta yang menari membujuk takdir.

Katanya, ada cita yang hendak dituju. Asa dan harap dibawanya berlari.

Sayang, saat jiwanya menggebu;

Nestapa hadir memaksa menjadi teman.

Tersandung, tersuruk. Layu bagai kembang tak dapat minum.



Tapi, ini bukan waktu yang tepat untuk berhenti.

Bahkan meskipun nestapa membuatmu berlari tanpa kaki.

Asa harus tetap mengangkasa.

Do'a harus lebih kencang dari suara singa.

Dan jiwa juang harus tetap terbang.

Jangan sampai hilang :)



Dan lagi, 

Ini bukan waktu yang tepat untuk berhenti.

Biarkan terbang tinggi.

Puing-puing impian yang telah tersiasati,

Mengungkung cakrawala, memberi ruang untuk semesta berbicara.

Menikmati semua rasa,

Menari menembus lorong-lorong waktu, melesat jauh mengangkasa.



Terimakasih. Telah memberi setitik warna dalam hidup.

Pada hakikatnya, Desember adalah akhir. 

Namun cukup awal untuk memulainya.

Kini kan ku biarkan asa dan rasa mencari jalannya sendiri.

Entah berlabuh, atau mati. 

Entah terbang, atau terpendam.

Entah.

#

#

#


Yumba Larasati X Broniest.com

Desember.


:)



Labels:

Tuesday, December 8, 2020

Puisi - Widya

 

WIDYA

by: Afrida yeni


Widya namanya

Tantanglah berdebat 

Mulutmu pasti dijahit rapat

Ajaklah kepesta

Tanganmu akan digenggam erat

Ajaklah bicara

Akan ia bicarakan dirinya dengan Jumawa

Bawalah ia ke penguasa

Akan ia jilat sampai ke sepatu-sepatu mereka


Siang disekolah

Malam dipengungsian

Lalu sore mampir untuk rapat membahagiakan umat

Awas jangan pernah menyalahkannya

Kamu bisa diceramahi

Karena ia manusia semi dewa


Widya ya Widya

Sungguh besar jasanya

Meski dibalik itu

Ia mengantongi uang derita 

Uang yatim piatu

uang tunawisma

Dan uang para korban yang terluka


Widya ya Widya

Berhentilah mengumpulkan harta di puing-puing derita

Saturday, December 5, 2020

Puisi - Ada "Asa" didalam Binasa

 


Meraki merajut menuju kulminasi khatulistiwa.

Arunika.

Aku yang tak pernah tau, dimana wajahku akan terpampang.

Entah di surga atau neraka

Abstrak.

Menunggu detik seperti debu.

Beterbangan menjahit asa.

Lumpuh di tengah aksara.


Di antara gemerlapnya bumi, tersimpan sebuah nestapa.

Berlari-lari Mencari-cari sudut sempurna.

Terbang kesana-kemari melintasi angkasa.

Bertemu satu mencari lainnya.


Dengarkan, suara simfoni dari angkasa yang membalikkan ufuk,

Timur menjadi barat.

Letih, menunggu asa menuju binasa.


" Ada asa didalam binasa."

Broniest.com

Dec 5, 2020


Labels:

Thursday, November 26, 2020

Puisi ~ Kebenaran Semu

 


Kau dan aku satu

Manusia dengan segala luka
yang tiap hari mengatakan hal kebenaaran untuk menutupi kesalahan
kau dan aku sama, 
menutupi segala kesalahan dengan berkata kebenaran

Mungkin, kau dan aku juga sama
merasa bahwa apa yang kita bicarakan itu kebenaran
apakah benarku adalah kesalahan buatmu
Apakah kebenaran buatmu adalah kesalahan bagiku?

lalu siapa di antara kita yang benar- benar benar ?


www.broniest.com
26112020
"kebenaran semu"

<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

http://broniest.com

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service