Tau tidak, apa yang hebat dari Desember?
Adalah senja-nya.
Menghantarkan dedaunan yang rindu dipeluk bumi.
Simbol penghormatan pada semburat jingga yang hadir membawa perenungan. Menghipnotis logika.
Sukma dibiarkannya berbisik sendu, tentang asa yang dulu pernah patah lalu terburai.
"Esok, matahari masih kan tetap bersinar terang."
Tau tidak, apa yang hebat dari Desember ?
Dialah, Arunika.
Menyapa jiwa yang penuh asa.
Mengantarkan mereka ke mimpi,
Mimpi yang mereka rajut di kala senja hingga tertutup mata.
"Senja, tunggu saja. Ada sebuah asa yang hendak memelukmu."
Dalam bingkai berbalut lembaran putih,
Pada goresan tinta yang menari membujuk takdir.
Katanya, ada cita yang hendak dituju. Asa dan harap dibawanya berlari.
Sayang, saat jiwanya menggebu;
Nestapa hadir memaksa menjadi teman.
Tersandung, tersuruk. Layu bagai kembang tak dapat minum.
Tapi, ini bukan waktu yang tepat untuk berhenti.
Bahkan meskipun nestapa membuatmu berlari tanpa kaki.
Asa harus tetap mengangkasa.
Do'a harus lebih kencang dari suara singa.
Dan jiwa juang harus tetap terbang.
Jangan sampai hilang :)
Dan lagi,
Ini bukan waktu yang tepat untuk berhenti.
Biarkan terbang tinggi.
Puing-puing impian yang telah tersiasati,
Mengungkung cakrawala, memberi ruang untuk semesta berbicara.
Menikmati semua rasa,
Menari menembus lorong-lorong waktu, melesat jauh mengangkasa.
Terimakasih. Telah memberi setitik warna dalam hidup.
Pada hakikatnya, Desember adalah akhir.
Namun cukup awal untuk memulainya.
Kini kan ku biarkan asa dan rasa mencari jalannya sendiri.
Entah berlabuh, atau mati.
Entah terbang, atau terpendam.
Entah.
#
#
#
Yumba Larasati X Broniest.com
Desember.
:)
Labels: puisi