Aku seorang penulis yang malas.
Tapi aku seorang pemikir.
Rasanya lebih mudah menuliskan sesuatu di pikiran daripada di atas kertas.
Maka dalam satu tahun ku pikirkan, hanya sepatah kata yang tergores di kertas.
Sisanya? Lenyaap di telan peradaban.
Aku seorang penulis yang malas.
Ku tulis satu atau dua kalimat, lalu aku pergi dengan cepat.
Kamu, bergegaslah dalam membaca tulisanku.
Sesekali ku ingin kau baca saja lalu lari secepat mungkin.
Mengejar-ku yang berlari-lari mencari kata.
Berlari-lari untuk mendapatkan sebuah kalimat sederhana.
Berkelana mencari sebuah kosa kata.
Aku adalah penulis yang malas.
Mungkin, dalam seluruh hidupku hanya akan ada satu nama.
Tak banyak kalimat.
Tak membentuk paragraf.
Sepatah kata yang membentuk kamu yang aku cinta.
Sepatah kata yang ku sebut itu...
Puisi.
Riau, 12 Juli 2020
Broniest Dakochan
Labels: poetry, prosa, puisi