Wednesday, September 9, 2020

Puisi - Fiksi

 


Kala itu, hujan mengantarku ke sebuah lini masa

Aku duduk di sebuah birai;

Sembari membayangkan bulir-bulir hujan memiliki ragam warna.

Tubuhku dingin;

Hatiku mengucap;

Klandestin;

Petrikor masih tercium jelas;

Bayangmu, masih tergambar jelas;

Basah kuyup ku dirundung redup;

Mendung merenggut;

Jam satu siang kala itu kau pergi meninggalkanku.

Ya,

Kau adalah salah satu efemeral yang ku jadikan nyata di dunia ini.

Kau adalah fatamorgana.

Kau hanyalah fana.

Sore menjemput-ku, dersik membangunkan aku dari mimpi burukku.

Birai tak melambai;

Hujan tak berwarna;

Aku masih duduk disini.

Meraki;

Sepai.


"Fiksi"

9 September 2020 || 22:22

© www.broniest.com

Labels: , ,

Friday, September 4, 2020

Puisi - Waktu

 


Waktu berjalan begitu saja secara perlahan.

Namun mampu Melangkahi langkahku yang ambigu

Jalanku panjang;

Sepanjang jalan kenangan yang dibasahi oleh air mata hujan.

Detik ini adalah masa lalu.

Lalu, apa yang aku punya ?

Mereka bilang aku hanya punya saat ini.

Hari ini adalah kemarin, sedang besok adalah sekarang ini.

Bahkan ketika aku mulai menuliskan kata "waktu" di awal tadi;

Aku telah membuang "waktu" itu sendiri.

Lalu apa yang aku punya ?

Aku bergelut dengan waktu, semata-mata untuk menggenggamnya;

Ku pegang ia dengan jari jemari kecil ini;

Mencoba menghentikannya untuk beberapa saat;

Aku injak-injak ia berkeping-keping;

Ku patahkan kakinya;

Supaya berhenti berjalan.

Namun waktu terus saja berlari;

Tanganku tak kuat lagi menggenggamnya;

Kakiku tak bisa lagi mengejarnya;

Tau-tau umurku sudah tua.

Kulitku kering, keriput dan meronta-ronta.

Sedang waktu tak pernah merasa iba.


© Broniest 2020

"Waktu"

4 September 2020 || 23:38

Labels: , ,

<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

http://broniest.com

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service